Senin, 31 Agustus 2009

Siapa Berani Mengusap Honda Vario Ini?




Soal modifikasi skubek, Bandung termasuk salah satu kota yang kreatif. Lihat saja Honda Vario 2008 milik Rony Lubis ini, bentuknya menyerupai moge asal Amerika, Harley–Davidson (HD). Makanya, tema modif yang diusung skubek berlambang sayap mengepak itu Harley Rockabilly. Apaan tuh!

Tapi, siapa yang berani mengelus-elus bodi atau setangnya? kalau tak ingin tangan terluka. Bahkan kalau meleng, bukan tidak mungkin kaki ikut mengucurkan darah, dan motor Rony ini sudah banyak ‘makan korban’. Nah, lho!

Bayangkan, di sekujur cover CVT nongol besi-besi runcing, belum lagi yang di ujung setang. Mekanik Rony sempat ‘memuncratkan darah’ akibat ketusuk ujung setang. "Paling stres saat lihat tukang cuci dan mekanik mendekati Vario ini," kelakar Rony.

Malah tukang cuci, kenang pengusaha bus AKAP ini, pernah tergores lantaran enggak sadar mengelap arm yang tajamnya sudah seperti pisau. Namun, Rony mengaku tak bermaksud menyulap Vario untuk melukai orang, tapi berkaitan dengan aktualisasi selera.

Makanya, beberapa posisi bagian luar baut di CVT ditutup dengan besi yang dibubut membentuk runcing. Kebetulan peralatan di rumah Rony cukup lengkap karena dia pengoleksi HD.

Bahan yang dipakai besi berbagai tipe dan ukuran. Lalu, beberapa tipe lempengan besi. "Umumnya ketebalan 7 mm, tapi setelah dibubut jadi 5 mm," jelas pria asal Mandailing, Sumatera Utara, ini.

Seusai proses bubut, bagian tadi kemudian dilapisi pernikel alias dikrom. Setelah itu, lanjut Rony, baru dipoles biar kinclong. Agar penggarapan tampak total sampai ke kolong, maka undur-undur atau engine mounting diberi gelang besi krom lantaran pipa bagian dalam lupa dikrom. Malah, dipasangi gelang, tampilan jadi sangar.

Lantaran tampilannya yang gahar dan beringas itulah, Rony lantas menamakannya Harley-Davidson Rockabilly.* (Nurfil)

jangan lupa comentarnya.....

Honda Vario Berkaki Unik




KOMPAS.com — Unik dan lucu. Kalau motor menggunakan empat roda, asumsinya dua depan dan dua belakang alias all terrain vehicle (ATV). Namun, Honda Vario punya David Laibahas ini justru dimodifikasi dengan keunikan tiga roda di belakang. Ini lantaran si pemilik sering mengikuti kontes modif mobil, tak pelak banyak unsur roda empat melekat di motor berlambang sayap mengepak ini.

Jadi penasaran, apakah ketiga rodanya berfungsi? "Hanya ban di tengah yang aktif," ungkap Andit, jagoan modifikasi dari A-Custom di Surabaya ini. Hanya satu roda agar kerja mesin tidak terlalu berat ketika menjalankan keempat roda.

Sementara itu, kedua roda di sisi kiri dan kanan dihubungkan pakai pelat besi setebal 2 cm yang berfungsi sebagai pegangan. Jadi, total panjang besi 50 cm, masing-masing 25 cm ke kiri dan ke kanan dari teromol yang tengah. Untuk memasang seluruh roda, jarak sumbu roda awal harus dibuat molor dulu. Dalam proses ini Andit melakukan dua kali proses pemunduran.

Pertama, di arm seperti undur-undur umumnya. Kedua, pada kerangka depan. "Untuk engine mounting pakai undur-undur 25 cm, sama seperti yang dilakukan orang," papar Andit. Yang agak berbeda adalah pemelaran kerangka depan, persisnya rangka di bawah dek dengan menggunkan pipa berukuran 2 cm. Itu ukuran standar Jerman, kalau di sini sama dengan 2 inci.

"Panjangnya 40 cm, sengaja supaya dek motor bertambah panjang dan bisa buat menempatkan peranti audio," tambah Andit. Berarti, panjang motor bertambah sampai 65 cm. Dengan ubahan pada rangka dan pegangan mesin tadi, sosok motor enggak cuma sekadar pajangan. "Tetap bisa diajak jalan karena ukurannya pas untuk 4 roda," tegas Andit.

Yang juga menarik dari motor 4 roda ini adalah desain sepatbor belakangnya. Ketiga rodanya memakai pelindung. Menurut Andit, desainnya terinspirasi dari Harley-Davidson. Sementara itu, roda depan tanpa sepatbor memang disengaja dengan pertimbangan lantaran cover depan sudah maju. Jadi, tameng ini sudah seperti merangkap menjadi sepatbor.

Selain tameng yang didesain runcing menyerupai sepatbor, yang unik lainnya adalah lampu depan. Posisinya dipindahkan ke atas (setang) berbentuk V. Pembuatannya menggunakan bahan akrilik. Jadi, kalau malam hari tampilannya kian mantap. Lalu, di setang dipasang semacam kamera digital kecil. "Jadi kalau mendadak ada obyek menarik bisa langsung dijepret," tutup Andit. * (Candra)

jangan lupa comentarnya.....

Dosen Doyan Modifikasi, Honda Varionya pun Tambah Aksi



KOMPAS.com - Didin yang dosen di Universitas Islam 45, Bekasi ternyata doyan modifikasi juga. Honda Vario miliknya minta dirombak oleh Deden Darmawan, builder dari JK Custom, Sumedang, Jawa Barat.

Tampilan bodi sih enggak ada yang ekstrem, bahkan masih kelihatan standar. Yang menarik, skubeknya itu telah berubah tidak lagi dua roda tapi sudah menjadi empat. "Padahal, baru aja modif tiga roda selesai, eh tiba-tiba seminggu kemudian Didin nongol lagi membawa 4 pelek Avanza (Toyota)," tegas Deden.

Ketika mengikuti conteztmodif Honda CS-1 Two Wheel Slalom tahun lalu, motor Didin masih tiga roda. Menurut Deden, penambahan satu roda lagi, rangka bawah dibikin ulang menggunakan besi kotak 4x4 cm dengan ketebalan 3 cm. Sementara rangka atas tetap asli Vario yang diikat langsung di sasis bawah dengnan sistem knock down. Agar mudah ketika hendak kembali ke standar.

Untuk kedua roda depan, mekanismenya meniru mobil yang menggunakan sayap dan long tie-rod dsari Suzuki ST20 (mobil) untuk membelokkan roda ke kiri atau ke kanan. Untuk suspensi, kata Deden menganut sistem independen.

Sedang roda belakang, bisa bergerak maju dan mundur. Ada tuas khusus yang mengaturnya. Mekanismenya, menurut penjelasan Deden mengandalkan 3 roda gigi. Sedang sistem suspensi, sok depan Ride It dan belakang NTC. Untuk corss joint setir, Deden mencomot dari Toyota Kijang. (Aong)

jangan lupa comentarnya.....

Gagah Juga Honda GL Pro Diubah Jadi Trail



KOMPAS.com — Susah memang kalau sudah jadi trail-mania. Makanya, kala bengkel modifikasi Gandul 2Wheel Custom (G2WC) menyodorkan desain Aprilia SMV 750, Helmy Hermansyah kontan setuju Honda GL Pro Neo Tech miliknya diubah seperti itu. Sebelumnya, warga yang tinggal di kompleks Marinir Rangkapan Jaya Baru, Depok, ini sudah punya Suzuki TS125 yang dirombak jadi trail RM125.

Wardoyo dari G2WC mengaku diberi kebebasan merombak motor jadi supermoto dan pilihan yang pas SMV 750. Meski konsep yang diaplikasi tidak mirip sekali, ia berupaya mendekati kesamaan. Hal itu seperti tampak pada bagian rangka tengah yang dibentuk dari pipa seamless ukuran 1/2 inci yang dibuat menyilang.

"Sasis tengah mengapit tangki sekaligus bodi tengah yang dibuat dari pelat," ujar Wardoyo. Menurutnya, rangka pipa ini juga dibuat untuk menopang bodi belakang (terbuat dari pelat yang menyatu dengan sepatbor).

Untuk suspensi, bagian itu tentu mengikuti tren global dengan menggunakan sistem monoshock. Hanya, Wardoyo tidak mengikuti model SMV 750 yang ada di bagian kanan rangka. Di sini, ia menempatkannya persis di tengah biar nyaman lantaran dipakai harian.

Mengenai kaki-kaki, Wardoyo sedikit harus kerja keras lantaran pemilik masih ingin pakai shock bawaan standar untuk yang depan. Solusinya, ditambah adaptor besi agar tampilan tambah tinggi. Lalu, bagian tengahnya dikasih karet shock Suzuki TS agar lebih berisi.

Begitu lengan ayun, minimal lebih tebal dari aslinya. Caranya, yang asli diberi kondom yang menggunakan pelat. Pada bagian tengah diberi lekukan agar mirip dengan arm Aprilia. Hasilnya, meski tanpa komponen limbah, tampilannya boleh juga. (Belo)

jangan lupa comentarnya.....

Wuih! Honda Tiger dengan Monoshock di Samping




KOMPAS.com — Nih, satu lagi terobosan modifikasi. Masih di soal sokbreker. Bila dari Pontianak seperti yang ditampilkan pertengahan Juni lalu, peranti itu ditempatkan di bawah mesin, yang satu ini monoshock dengan posisi di samping. Builder-nya adalah Abdul Aziz dari A1 Modified yang bermarkas di Magetan, Jawa Timur.

Dalam memodifikasi Honda Tiger Revo 2008, Abdul mengaku terinspirasi Aprilia Shiver 750. Makanya, hasilnya diupayakan semirip mungkin, termasuk penempatan suspensi monoshock ke samping. "Harus diperhatikan kekuatannya, baik shock maupun rangkanya," papar Abdul yang takut kreasinya patah dua bagian.

Makanya, untuk pegangan shock yang bawah ke swing-arm diperkuat dengan pelat tebal lebih dari 1 mm. Bentuknya, pelat kotak. Adapun, kata Abdul, yang di atas ke rangka. Kalau mengandalkan rangka standar bisa-bisa bengkok. Karena itu, lanjutnya, bagian itu harus ada penguat. "Ada semacam pipa tubular dari tengah sampai depan. Itu bukan hanya buat tampilan, tapi benar-benar berfungsi," beber Abdul yang memakai pipa berdiamater 1 inci.

Untuk shock-nya diambil dari limbah moge Suzuki GSX750, sementara yang depan, model upside-down murni karya A1 Modified. Hanya as bawah yang pakai punya Tiger. Selebihnya, tabung, batang, hingga segitiga buatan tangan. Akan lebih rapi jika jalur selang tertata rapi.

Selain shock depan yang bikinan sendiri, seluruh bodi boleh dibilang full custom dengan mengandalkan bahan pelat 0,9 mm. Boleh percaya boleh tidak, pelat yang digunakan Abdul dari limbah kaleng tiner cat.

Menjadi sempurna hasil tangan terampil Abdul seandainya selang di depan ditata lebih rapi. Bagaimanapun, keberanian Abdul bermain di suspensi menjadi teroboson tersendiri

jangan lupa comentarnya.....

Honda Tiger Transformer from Cinere



Pemilik rumah modifikasi Dave Motor Concept (DMC) Wardoyo mengubah Honda Tiger milik Angga, warga Gandul, Cinere, Depok, bergaya robot seperti di film Transformer. Ciri kental sebagai sport cruiser lenyap setelah diubah ke gaya streetfighter berotot kekar.

Makanya, rombakan paling dominan, kata Wardoyo, ada pada batok lampu. Ia mengaku ubahannya itu hasil konsepnya sendiri. Jadi, rumah reflektor asli diganti milik Yamaha Mio Soul yang sedikit di-custom hingga mirip kepala robot. Trus, bagian luarnya diberi ornamen berbahan dasar pelat 0,8 mm.

Kesan robot berotot kekar ditonjolkan Wardoyo pada tangki. Ia memanfaatkan pelat besi untuk mengubah dimensi tangki yang dianggap sebagai badan robot, termasuk juga cover mesin.

Pada sisi kiri dan kanan sasis deltabox dipasang airscoop untuk mempertegas tangan robot yang berotot kawat tulang besi. “Itu semua dibikin dari pelat besi dan dipasang di luar sasis tubular asli agar handling tetap optimal,” bilang pemodifikasi yang mangkal di Jl Raya Depok No 15, Sawangan-Depok.

Sementara itu, kaki robot ikut dipoles jadi kekar. Caranya, suspensi depan standar diganti punya Suzuki GSX400 bermodel teleskopik. Sebagai penyeimbang, lengan ayun (swing arm) handmade khas DMC, jadi andalan setiap motor garapannya. “Lengan ayun yang saya bikin rata-rata memanfaatkan komponen asli lalu di-custom ulang pakai pelat besi. Soal modelnya, saya sering konsep sendiri lalu dipadu dengan masukan dari konsumen,” jelas Wardoyo.

Bagian perut dan pinggang robot diilustrasikan Wardoyo melalui tampilan jok depan hingga cover buritan. Tampilan tambah manis dengan penerapan silencer knalpot undertail./* (KR15)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax BT45 110/70-17
Ban belakang : Battlax BT45 150/70-17
Monoshock : Suzuki Satria 120R
Footstep depan : Yoshimura
Footstep belakang : Yamaha Jupiter MX 135LC
Lampu rem dan sein : Variasi
DMC : (021) 77887954
0813-8057-1391

jangan lupa comentarnya.....

Honda Tiger dengan Rangka Knock Down




KOMPAS.com — Enggak ada yang ekstrem dari tampilan Honda Tiger 2003 ini. Namun, builder Irfandi dari bengkel 2XP Pontianak banyak melakukan inovasi, meski karyanya itu terinspirasi dari Suzuki B-King. Hasilnya, sosok motor sport itu jadi lebih gagah.

Terobosan dari Irfandi bisa dilirik mulai dari rangka yang memakai model knock down. "Kalau mau gonta-ganti konsep dapat dilakukan dengan mudah," bilang Irfan, sapaan akrabnya. ia menjelaskan bagian yang bisa dibongkar mulai dari bagian tengah sampai belakang dengan sistem baut ukuran 14 (di bagian atas) dan 12.

Selain itu, coba perhatikan di sekitar tangki bensin. Bagian itu dikasih semacam cover, tapi punya fungsi lain, menjadi dudukan lampu sein yang dicomot dari Honda Supra X 125.

Masih di tangki, perhatikan bagian bawahnya. Ada variasi deltabox yang sering digunakan Suzuki Thunder 125. Aslinya sih, kata Irfan, dari aluminium. Supaya tampilan lebih bagus di-cutom dari fiber.

Kemudian, pindah lirikan Anda ke sepatbor. Area ini dirancang terdiri dari tiga bagian yang disatukan dengan baut cacing. Dibuat begitu lantaran motor ini tak punya standar tengah. Jadi, kalau mengalami pecah ban, gampang dibuka.

Sekarang pindah ke belakang. Perhatikan suspensi, Irfan coba memadukan MX dan Ninja 150. Nah lho, seperti apa jadinya? Untuk MX, yang dipakai hanya batang peredamnya, sementara Ninja yang diambil adalah pernya. Hasilnya, menurut pengakuan yang punya motor, sangat empuk.

Terakhir, coba tengok knalpot. Desain dan finishing-nya boleh diacungi jempol. Tapi, jangan menempel terlalu dekat kalau enggak mau kena semprot.

jangan lupa comentarnya.....

Kombinasi Warna Bikin Garang Yamaha Vega




KOMPAS.com — Modifikasi sederhana (fashion) pun bisa menghasilkan tampilan yang bagus. Kuncinya, keserasian. Antara tampilan, modifikasi, dan warna harus padu. Contohnya, Yamaha Vega-R dari Jakarta hasil garapan Custom World (CW).

Johny Lipurnomo, pemilik CW, kembali menyodorkan karyanya setelah sebelum ini juga menggarap Yamaha yang dibentuk model jetski. Nah, dengan Yamaha Vega ini, ia coba mengambil aliran fashion dengan gaya racing look.

Dari sisi modifikasi tak ada yang ekstrem. Sesuai dengan yang diutarakannya, konsep modifikasinya simpel, "Gaya fashion, tapi ada unsur balapnya," ucap Johny yang bermarkas di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Seperti disebutkan di atas, soal keserasian, tarik garis vertikal dari depan sampai belakang mengenai sudut-sudut bagian punya irama garis yang sama. Terus, lengan ayun yang menggunakan pipa bulat, seperti pada Ducati Monster, boleh jadi terinspirasi dari motor Italia, dan belum pernah digarap pemodifikasi pada bebek.

Rancang bangun seperti ini sangat menghemat kantong, ketimbang harus pasang swing arm variasi atau limbah. "Modalnya memang pipa, tapi ukuran dan las-lasannya mesti presisi," beber Johny.

Tak cuma itu, tampilan secara keseluruhan jadi begitu hidup yang didukung kuat permainan warna, kombinasi hitam dop dikombinasi merah yang dominan di bagian lengan ayun plus bagian tertentu.

Pantaslah bila Johny meraih juara pertama kelas fashion di ajang Yamaha Mofest Modification Contest, Region 2, Bandung, baru-baru ini.

jangan lupa comentarnya.....

Komparasi Suzuki Thunder 125 VS Bajaj XCD 125



JAKARTA, SELASA - Kehadiran Bajaj XCD 125 membuat lenggang Suzuki Thunder 125 cc yang sudah tampil lebih dulu tidak mulus di kelas motor sport cilik. PT Bajaj Auto Indonesia (BAI) boleh bilang tidak head on dengan Suzuki, tapi selisih harga yang tipis – XCD Rp. 13,5 juta dan Thunder Rp 14,3 juta (OTR Jakarta) - menjadikan keduanya bersaing.

Tim MOTOR Plus melakukan tes dengan tiga parameter, tapi yang ditampilkan di sini hanya dua unsur; kenyamanan dan konsumsi bahan bakar.

HANDLING
Setang XCD (baca; Eksit) yang agak tinggi, terasa pengendalian lebih ringan dan mudah. Perjalanan menyusuri jalanan Jakarta yang terkenal macet, seperti keliling ke arah timur sampai Pulogadung, tidak terasa berat.
Lain dengan Suzuki Thunder, posisi duduk memang agak nunduk lantaran setangnya memang bergaya sport. Ketika melewati jalanan yang macet lumayan membuat berkendara lebih sulit.

Untuk perjalanan panjang, mengendarai Thunder sangat mantap. Tak cuma itu, ergonomi seperti ini menjanjikan kesiagaan lebih ketimbang style santai yang dirancang Bajaj.

Dalam kecepatan tinggi, pegangan grip gas dan bahu menekan sehingga membuat Thunder lebih stabil. Apalagi hambatan angin makin berkurang karena posisi tubuh lebih menunduk.

ESTETIKA
Walau posisi ergonomi lebih sporty, Thunder terasa lebih retro ketimbang Bajaj yang futuristik. Spidometer dan lampu bulat tanpa tudung, sangat dekat dengan gaya klasik Jepang. Gaya ini tentu saja abadi, tetap enak dilihat plus modifable.

Sedang Eksit punya genre beda. Desain tudung lancip, fitur lampu futuristik, apalagi spido digital membuatnya berkesan canggih. Uniknya, setang dan pegangan justru lebih kuno ketimbang Thunder.

Soal tampilan keseluruhan, Thunder terlihat lebih macho dibanding Eksit. Model tangki yang lebih besar memberi kesan gagah, membuatnya lebih mendekati muscle bike.

Eksit lain lagi, ia mirip desain motor Italia yang slim dan lancip. Apalagi desain lampu belakangnya, wuih.. bisa bikin ngiler modifikator aliran modern!

Eksit: Bebek Berbackbone?
Di sisi lain, pengoperasian tuas gigi di Eksit ke depan semua. Membuatnya dekat pada motor bebek berkontruksi underbone. Mungkinkah ini bebek berbackbone?

Kekurangan Eksit ketimbang Thunder ada di sektor pengereman. Sistem konvensional teromol untuk depan dan belakang tentu saja lebih lemot ketimbang sistem cakram untuk roda depan Thunder.
Akselerasi spontannya harus diredam oleh rem teromol yang kurang menggigit. Apalagi jika terendam banjir misalnya, remnya akan makin lemah. (Tim Motor Plus)
KONSUMSI BAHAN BAKAR
1. Suzuki Thunder : 1 liter untuk 47,2 km
2. Bajaj XCD : 1 Liter untuk 43,4 km

jangan lupa comentarnya.....

Motor-Motor Unik Dari PRJ





JAKARTA, SELASA - Selama berlangsung Pekan Raya Jakarta (PRJ), 12 Juni hingga 13 Juli 2008 nanti, semua kebutuhan dipamerkan. Termasuk sembako modifikasi yang layak dijadikan acuan. Bahkan teknologi motor terbaru bisa diintip pada hiburan yang memang untuk rakyat itu. Seperti yang Anda lihat di bawah ini

X-Fossil

Ini memang rakyat banget. Terobosan ciamik di tengah mahalnya bahan bakar minyak (BBM). Pabrikan TVS dari India memamerkan motor prototipe yang digerakkan tenaga baterai. Sebagai inspirasi boleh juga diapresiasi. Kan ini ide segar.
TVS mengandalkan baterai tipe Li-Ion Polymer 96V/200 Ah, kapasitas 3,7 Kwh-h. Didesain futuristik tidak hanya bentuknya saja. Tapi sampai teknologinya. Desain lampu, jok, keseluruhan bodi, sampai kaki-kaki tampak menonjolkan cita rasa modern dan canggih.
Meskipun tenaga baterai, jangan kaget. X-Fossil yang punya bodi gambot 135 kg mampu lari ngibrit sampai 140 km/jam. Memiliki power 25 kw (33,5 dk) dan torsi 90 Nm. Akselerasinya 0-100 km/jam dalam 4,5 detik!

Spesifikasi Teknik

Wheelbase : 1.469 mm
Panjang : 2.100 mm
Tinggi : 1.100 mm
Tinggi jok : 780 mm
Torsi maksimal : 130 Nm
Rpm Maksimal : 4.000 rpm
Recharge : 220 V AC
Cahrger : 2 jam


Kawasaki Ninja 250

Ninja identik dengan motor sport. Enggak salah, sedikit aja dimodif, Ninja 250 makin terlihat nuansa sportynya. Atmosfer balap muncul. Seperti Ninja milik PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) ini. "Kita memang terus menancapkan image seperti itu," ujar Freddyanto Basuki, Manajer Promosi PT KMI.

Buat Ninja 250 yang dipajang di PRJ 2008 ini, KMI pilih tema balap. Kesan itu terlihat dari desain kedok atau fairing buta yang dipasang di motor hijau ini.
Buta? Artinya, lampu depan dilepas dan diganti fairing model balap. Begitu juga buat belakang. Kini sadel diganti tipe single seater. Meskipun, sebenarnya Ninja 250 sudah dilengkapi penutup jok boncengers.
Semua bahan pengganti bukan dari bahan biasa seperti fiberglass. Tapi pakai material serat karbon. Dari desain dan image, juga lebih mantap! "Sayangnya, baru itu ubahan dilakukan. Karena peranti modifikasi lain yang seharusnya dipasang ke motor ini dipakai balap di Malaysia," aku Freddy.

Yamaha V-ixion

Daytona identik dengan Yamaha. Pantas jika Daytona Indonesia yang buka stan di PRJ 2008 memilih V-ixion sebagai ikon. Ini murni bagian R&D Daytona yang punya gawe. Maksudnya, desain dibuat langsung oleh bagian R&D, PT Daytona Azia di kawasan M2000, Cikarang, Jawa Barat.
Menurut Eko Susilo dari bagian pengembangan produk, modifikasi di V-ixion ini untuk pajangan. Juga sekaligus sebagai uji coba produk Daytona. Apakah sudah pas dan maching. Seperti pelek depan-belakang di motor laki canggih Yamaha ini.
Barang yang nempel pun bukan murahan. Seperti lampu depan asli dari Yamaha FZ6. Juga sok depan upside down baru yang sekilas mirip punya Aprilia RS125. Bisa jadi Daytona akan memproduksi sokbreker terbalik yang dinanti bikers Indonesia.
Pewarnaan coba memadukan kelir oranye gradasi kuning dan merah. Ini juga merupakan paduan warna khas produk Daytona dengan kilatan api yang bikers banget. (Tim Motor Plus)
Data Modifikasi

Ban depan : Deli Tire 110/70x17
Belakang : Deli Tire 130/70x17
Lampu belakang : Variasi Thailand
Pelek depan : Daytona 1,85x17
Pelek belakang : Daytona 2,50x17
Disc : Satria
Kaliper : Brembo
Arm : Handmade


SBT

jangan lupa comentarnya.....